CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Saturday, October 3, 2009

Kutinggal Ramadhan Itu...

Ramadhan yang telah pergi,
Menghiris nubari,
kutaburi noda berdarah,
yang sukar berhenti...

Hati yang girang
terkuak bak jendela usang
bakal terjelepok berkecai sujud di bumi
tertampar jiwa sendiri!!!

keluarga hanya bergenang di sosok diri
tak berteman tautan doa seharum kasturi
dibobrok dek hanyir cacaian najis dosa itu
merintih bak si gila nyanyok sendiri....

tuhan,
aku carikkan ramadhan itu dengan gunting nista
tak ku tabur malam seribu bulan itu dengan manik-manik amal
ku siat-siat dengan parang hutomah
kusesal ya Allah...

kupohon kau izin ku bertemu bintang malam itu
malam yang kau dodoikan insan jahil dengan nista
malam yang kau ulitkan abid dengan jajaran pahala syurga...
hati nista ini mengungkal tunduk tanda sesal beribu....

Sunday, September 13, 2009

Atas Nama Bonda

Atas Nama Bonda

Atas Nama Bonda

Sekuntum Mawar putih mengharum kutitipkan buatmu

Tanda kasihku padamu semerbak menjalar

Sesuci rahimmu yang indah bak taman inderaloka

Tempat ku berteduh nyenyak beradu

Menumpang bertandang beberapa purnama

Menunggu saat melihat dunia

Hati bonda dirundung gelisah tak keruan

Membujur lalu melintang patah tika melahirkan

Apakah sempurna atau takdir bertingkah…

Atas Nama Bonda

Tangis si kecil memecah hening buana

Pengorbanan ini berbalas walau bersabung badan dan nyawa

Sakit ini terubat…melihat aku di depan mata

Atas Nama Bonda

Mengasuhku tanpa lelah seribu

Biar bergadang jiwa dan raga

Biar bergadai maruah umpama

Di Matamu akulah penawar akulah tuba

Walau kau berendam air mata

Walau tidurmu berteman sengsara

Namun aku tetap utama

Walau berulam sedih dan duka

Atas Nama Bonda

Detik ini jasamu akan ku balas

Jerit perihmu yang tak mampu ku hitung dengan emas permata

Takkan kubiar dahi bonda kerut seribu menanggung pilu

Bergolok bergadai kerana aku

Kan kupahat namamu di sudut benakku

Kau satu di hatiku dulu dan selamanya waktu

Tiada pilihan lain dapat mengganti dirimu

Atas Nama Bonda

Kupertaruhkan segalanya…


Friday, August 7, 2009

Lagu Rimba

Nur biasan suria memancar
Membentuk bilah-bilah kuning bersiur
Menyelinap di celah-celah pepohon merimbun
Memberi harapan buat penghuni rimba..

Jauh dicuram dalam
Mengalir sungai jernih tanpa noda
Memberi ketenangan dan kesegaran
Terus mencurah tanpa dusta

Terasa hening di ufuk kalbu
Tatkala siulan burung berkicau tanpa silu
Membingkis Tasbih memuji sang rabbi
Tenang diiring unggas seakan menutur tahmid

Ku pejamkan mataku mengamati
Dimensi menyelinap seluruh tubuhku
Indahnya ciptahan tuhan yang belum disentuh fasad
Inilah sebuah lagu rimba...

Tuesday, July 28, 2009

Kenangku Di Dalam Doamu

Kusandarkan kisah kita
Pada sebuah Kenangan Indah
Memberi Inspirasi Penguat Jiwa
Dalam Mencari Sebuah Cinta...

Kuteruskan Langkah Ini
Walau Dirimu tiada Di Sisi
Kuntum Doa Suci Mekar Mewangi
Mengiringi Perpisahan ini...

Hati Bersalaut Sayu Sedih dan Berduka
Detik Meratapi Pemergianmu
Kau Penghibur Duka
Kau Teman Setia
Masih Tersenyum Walau Kau Derita...

Kau Penyembuh Luka
Kau Penyubur Cinta
Engkau Setia Bila Kuberkelana...

Di Kala Sendiri Mengenang Dirimu
Menjelma Kembali Senyum dan Tawamu
Kuabadikan ceritera terindah
Pada Kemanisan Pertemuan Kita...

Oh Teman...
Kenangku Di Dalam Doamu...

Monday, May 18, 2009

Aku Tak Tahu

Ketika perpisahan kita di situ...
Aku tak tahu
Itu kali terakhir kukucup dahimu
Terasa panas ditiup haba perasaan

Aku tak tahu
Itu kali terakhir kucium tanganmu
Tangan tua yang menatangku sedari kecil

Aku tak tahu
Itu kali terakhir kupeluk tubuhmu
Tubuh utuh yang melindungiku kala buntu

Aku tak tahu
Itu kali terakhir kutatap wajahmu
Wajah usang yang tak pernah terzahir siksa

Aku tak tahu
itu kali terakhir kau menasihatiku
Nasihat yang kini tersemat kemas di kalbu

Pagi itu...
Aku pun tak tahu
Kau telah pergi meninggalkan aku
Sehingga aku diberitahu..
Ketahuilah ayahandamu telah pergi buat selamanya....

( 17 Mei 2009, Genap setahun pemergian abah)

Saturday, April 11, 2009

Sangkar Nurani

Nurani terasa kusam dan hanyir
mengkin terlalu lama terjeruk dek garam noda
Hanya berteleku di jendela rapuh
Menunggu semua yang hampir pasti..

Bukan aku tak pernah menyingkap hijab itu
Malahan saban detik nurani merintih sendiri
ingin sekali terbang bebas keluar dari sangkar ini
sangkar bersalut seribu derita pencetus dosa

Nurani merintih pohon simpati Yang maha Esa
Rabbi yang takkan pernah membiar Sang hamba merana
Seusai itu terpancar hakikat mendorong jiwa
Sesungguhnya sangkar itu perlu aku rungkai dan hancurkan
Demi mememunuhi tuntutan nurani suci...

Monday, February 23, 2009

Sepi sekeping Hati

Di dalam hiruk pikuk suasana

Nun jauh di sudut…

Sekeping hati berkelana

Terasa seperti sunyi sendiri

Bising,hingar,riuh entah ke mana…


Teman ada haluan sendiri

Ke mana agaknya mereka…

Mungkin ke hulu mencari erti

Mengapa sepi yang aku rasa?

Sedang mereka riang bercampur tawa…


Ya…memang itu yang aku rasa

Hati terasa kosong,sepi,sunyi

Ke mana penenang jiwa

Ke mana penghibur duka…

Yang dulu kutatang penuh bermakna..


Patutkah kusalahkan dia?

Tatkala meratap sepi sekeping hati?

Kucuba cari pengganti

Tapi tak sama… tapi tak serupa…

Atma meronta tak dapat direda..


Mungkin kusalah…

Hidupkan hati dengan mencari hamba?

Sedangkan tuhan berkurun mengingatkan..

Ingatkan dia hatikan tenang..

Tertunduk ku pada firman..


Tuhan…

Bantuku pugarkan sepi sekeping hati…

Agar tak disulam hasut keturunan durjana

Agar terarah menuju cintaMu

Agar dicurah nur dan kasihMu